DITULIS PADA : RABU, 05 SEPTEMBER 2012. CLOCK : 23.59 WIB
CEMPAKA PUTIH CIPUTAT TIMUR KOTA TANGERANG SELATAN
RUKUN IMAN
KE – 3 (IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH) DAN
RUKUN IMAN KE – 4 (IMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH)
Dalam
kehidupan ini kita juga perlu mengimani atau percaya atau yakin kepada
Kitab-Kitab Allah dan kepada Rasul-Rasul Allah, Sebagaimana dijelaskan dalam
firman Allah SWT :
Artinya
:
“Rasul
(Nabi Muhammad SAW) telah beriman kepada Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya
dari Tuhan-Nya, demikian pula orang-orang yang beriman kepada Allah,
Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, dan Rasul-Rasul-Nya. (Al-Baqarah : 185)
Manusia
dijadikan oleh Allah SWT sebagai makhluk yang paling mulia diantara
makhluk-makhluk lainnya, sebab manusia tercipta diberikan akal fikiran yang
dapat membedakan antara yang hak dan antara yang bathil, antara yang halal dan
antara yang haram.
Dilihat
dari bentuk kejadiannya, manusia juga termasuk makhluk yang paling baik lagi
sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya. Hal ini dijelaskan dalam
Al-Qur’an Surat At-Tiin : 4
Artinya
:
“Sesungguhnya
kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. (At-Tiin : 4)
Karena
manusia merupakan makhluk yang paling baik lagi mulia, maka sudah
sepantasnyalah untuk berbakti kepada Allah SWT dalam bentuk “TAQWA”.
Adapun arti Taqwa menurut Islam
adalah :
Artinya
:
“Taqwa
adalah menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya”.
Sebagai
realisasi dari Taqwa kepada Allah SWT kita harus melaksanakan shalat lima waktu (shalat fardhu), puasa pada bulan
suci ramadhan, dan mengeluarkan zakat juga pergi menunaikan ibadah haji bagi yang
mampu.
Adapun
keterkaitan dengan rukun iman ke-3 (Iman kepada Kitab-Kitab Allah) adalah
apakah kita sebagai khalifah atau hamba Allah SWT sudahkah kalian membaca dan
mengamalkan Al-Qur’an dengan secara baik dan benar.
Alquran
adalah mukjizat abadi Nabi Besar Muhammad saw. Adalah sangat istimewa, mukjizat
abadi itu justru merupakan sebuah Kitab, dan dengannya Allah menutup kenabian.
Tidaklah mengherankan apabila kemudian Alquran menjadi Kitab yang paling banyak
dibaca orang, dikaji, dan ditelaah. Dan sungguh suatu "mukjizat"
bahwa kajian-kajian tersebut senantiasa menjadikan orang semakin kagum dan
ingin mengkaji lebih dalam.
Salah
satu dari keutamaan Alquran, seperti seringkali dibicarakan, adalah keindahan
bahasanya (balaghah). Belakangan, para peneliti modern-dengan
memanfaatkan kemajuan sains dan teknologi-mengungkap kenyataan baru tentang
adanya hubungan makna antara kata-kata tertentu dalam Alquran, yang mempunyai
frekuensi penyebutan yang sama banyak. Inilah yang kemudian disebut dengan i'jaz
`adadiy (keajaiban dari segi bilangan).
Buku
ini, Alquran dan Rahasia Angka-Angka, menguraikan sejarah penghitungan
kata-kata dalam Alquran sejak masa salaf. Dengan merangkum hampir semua
penelitian yang pernah dilakukan para peneliti terdahulu, penulisnya, Dr. Abu
Zahra' An-Najdiy-dosen filsafat yang terkemuka di sebuah universitas di
Syria-mengemukakan banyak fakta baru yang sangat menarik, yang selama ini
belum terungkapkan oleh peneliti lain.
Inilah
buku yang paling lengkap dan paling mutakhir dalam bidangnya, yang
penyusunannya sendiri, diakui oleh penulisnya sebagai "suatu
mukjizat". Buku ini menjadi lebih istimewa, justru karena penulisnya saat
ini tengah merampungkan buku keduanya, yang diakuinya karena tak kuasa menahan
taburan pesona yang dipancarkan Alquran mukjizat, abadi Nabi kita Muhammad SAW.
KEISTIMEWAAN ALQURAN
Kitab
suci Alquran memiliki keistimewaan-keistimewaan yang dapat dibedakan dari
kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya, di antaranya ialah :
1. Al quran memuat ringkasan dari
ajaran-ajaran ketuhanan yang pernah dimuat kitab-kitab suci sebelumnya seperti
Taurat, Zabur, Injil dan lain-lain. Juga ajaran-ajaran dari Tuhan yang berupa
wasiat. Alquran juga mengokohkan perihal kebenaran yang pernah terkandung dalam
kitab-kitab suci terdahulu yang berhubungan dengan peribadatan kepada Allah
Yang Maha Esa, beriman kepada para rasul, membenarkan adanya balasan pada hari
akhir, keharusan menegakkan hak dan keadilan, berakhlak luhur serta berbudi
mulia dan lainlain. Allah Taala berfirman, “Kami menurunkan kitab Alquran
kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya, untuk membenarkan dan menjaga kitab yang
terdahulu sebelumnya. Maka dari itu, putuskanlah hukum di antara sesame mereka
menurut apa yang diturunkan oleh Allah. Jangan engkau ikuti nafsu mereka yang
membelokkan engkau dari kebenaran yang sudah datang padamu. Untuk masing-masing
dari kamu semua Kami tetapkan aturan dan jalan.” (Q.S. Al-Maidah:48)
2. Ajaran-ajaran
yang termuat dalam Alquran adalah kalam Allah yang terakhir untuk memberikan
petunjuk dan bimbingan yang benar kepada umat manusia, inilah yang dikehendaki
oleh Allah Taala supaya tetap sepanjang masa, kekal untuk selama-lamanya. Maka
dari itu jagalah kitab Alquran agar tidak dikotori oleh tangan-tangan yang
hendak mengotori kesuciannya, hendak mengubah kemurniannya, hendak mengganti
isi yang sebenarnya atau pun hendak menyusupkan sesuatu dari luar atau
mengurangi kelengkapannya.
3. Kitab
Suci Alquran yang dikehendaki oleh Allah Taala akan kekekalannya, tidak mungkin
pada suatu hari nanti akan terjadi bahwa suatu ilmu pengetahuan akan mencapai
titik hakikat yang bertentangan dengan hakikat yang tercantum di dalam ayat
Alquran. Sebabnya tidak lain karena
Alquran
adalah firman Allah Taala, sedang keadaan yang terjadi di dalam alam semesta
ini semuanya merupakan karya Allah Taala pula. Dapat dipastikan bahwa firman
dan amal perbuatan Allah tidak mungkin bertentangan antara yang satu dengan
yang lain. Bahkan yang dapat terjadi ialah bahwa yang satu akan membenarkan
yang lain. Dari sudut inilah, maka kita menyaksikan sendiri betapa banyaknya
kebenaran yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern ternyata sesuai dan cocok
dengan apa yang terkandung dalam Alquran. Jadi apa yang ditemukan adalah
memperkokoh dan merealisir kebenaran dari apa yang sudah difirmankan oleh Allah
swt. sendiri.
4. Allah
swt. berkehendak supaya kalimat-Nya disiarkan dan disampaikan kepada semua akal
pikiran dan pendengaran, sehingga menjadi suatu kenyataan dan perbuatan.
Kehendak semacam ini tidak mungkin berhasil,kecuali jika kalimat-kalimat itu
sendiri benar-benar mudah diingat, dihafal serta dipahami. Oleh karena itu
Alquran sengaja diturunkan oleh Allah Taala dengan suatu gaya bahasa yang
istimewa, mudah, tidak sukar bagi siapa pun untuk memahaminya dan tidak sukar
pula mengamalkannya, asal disertai dengan keikhlasan hati dan kemauan yang
kuat.
Sebagaimana
ditegaskan dalam firman Allah SWT dalam surat Ali-Imran : 101
Artinya
:
“Barang
siapa yang berjuang tegak kepada agama Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi
petunjuk kepada jalan yang lurus”. (Ali Imran : 101)
Disamping
itu juga, orang yang bertaqwa mau berusaha meninggalkan larangan-Nya yang
berbentuk kemungkaran dan kemaksiatan serta larangan-larangan lainnya. Dengan
demikian jelas bahwa manusia hidup di dunia haruslah ber-Taqwa kepada Allah SWT
dengan melaksanakan dan memenuhi
kewajiban-Nya (beribadah kepada-Nya), sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah
SWT :
Artinya
:
“Dan
aku tidak menciptakan Jin dan Manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku”. (Adz-Dzariyat : 56)
Dimana
dalam menjalankan kehidupannya selalu melangkah pada jalan “Ihdinasshirothal Mustaqiim”
pada jalan yang lurus, baik, dan benar hingga kelak ia akan sampai ke surga. Namun
bila salah melangkah dalam kehidupan, maka ia termasuk kedalam jalan yang sesat
dan dipastikan mereka akan sampai ke neraka.
Fastabiqul
Khoirot…
Subhanakan
allahumma wabihamdika asyhadu alla ilaa ha illa anta astaghfiruka wa’atubu
ilaihi.
Wassalammu’alaikum
Warosmatullahi Wabarokatuhu.
Penulis :
MOH FACHRI
FARID, S.Pd.
Jl. Pahlawan Gg. Kuningan Rt 003/01 No.27 Cempaka Putih
Ciputat Timur 15412 Kota Tangerang Selatan - Banten
Telp/HP : 021 - 70460682, 97820499
=SEMOGA MANFAAT DALAM KEBAIKAN=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar